July 7, 2020

Kopi Mandheling Lungun Naso Rasasa



Kopi Mandheling Lungun Naso Rasasa, Mau Jadi Pebisnis atau Petani Kopi

Kopi Mandheling punya nama, bisnis Kopinya berkibar dimana-mana. Kopi Mandheling bawaannya sedikit pekat, lembut halus, rasanya ada sedikit asam manis, beraroma floral berbau kakao, tembakau, dan tanah khas mandailing (bange) dengan rasa akhir yang manis. Kopi Mandheling sendiri justeru tumbuh dan subur di zaman penjajahan Kolonial Belanda. Bagi Belanda Kopi ditanam untuk cari uang buat biaya militernya di Tapanuli. Bagi warga para pekebun Kopinya sendiri yang terasa adalah bebannya.  Zaman itu setiap petani Kopi harus merelakan 20% lahannya untuk Belanda. Kalau tidak punya kebun, mereka harus kerja di lahan Kopi pemerintah selama 65 hari per tahun. Tiap tahun rakyat harus setor,tidak peduli kebunnya seperti apa. Hanya boleh tidak bayar kalau ada bencana. Aturannya memang begitu, tapi pada pelaksanaannya Rakyat tetap saja yang dirugikan. Setoran harsu ada. Seperti apapun kisahnya, biarlah itu bagian masa lalu.Tapi Kopi Mandheling justeru tumbuh besar, subur dan cantik dengan rasa tiada tara.
Bisnis Kopi di Indonesia menunjukkan gairah yang menggembirakan dari hasil riset TOFFIN[1], memperlihatkan pertumbuhan usaha kedai kopi hingga akhir 2019 diprediksi mencapai 15%—20%, naik jika dibandingkan dengan 2018. Kontribusi kedai kopi terhadap serapan kopi produksi dalam negeri mencapai 25%—30%, diprediksi terus naik ke level 35%—40% pada akhir tahun ini. Ini menandakan bahwa bisnis kedai kopi merupakan bisnis yang memiliki prospek yang baik ke depan. Itu juga berarti Jadi Petani Kopi juga akan sangat menarik. Sekarang pertannyaannya. Mau nenjadi pebisnis Kopi atau jadi Petani Kopi. Itulah yang ingin disampaikan Buku ini. 


Berniat Mau Membuka Kedai Kopi?
Bisa jadi Anda tertarik untuk membuka Kedai Kopi? Ya  usaha kedai Kopi. Kedai Kopi adalah bisnis yang menjanjikan. Kenapa bisa disebut menjanjikan? Karena  usaha kedai kopi  itu proses produksinya mudah, tidak bertele-tele. Istilahnya proses membuat dan menghidangkan secangkir kopi itu terbilang mudah dan cepat. Beda dengan kalau anda buka Rumah Makan,  karena untuk mempersiapkan makanan sampai siap saji itu membutuhkan banyak langkah dan tentu membutuhkan waktu. Beda bangat dengan Kedai Kopi. Apalagi anda punya bakat jadi seoarang Barista. Menyajikan Kopi menjadi sesuatu yang sangat special. Karena dalam benak anda terus berpikir dan berdoa  agar rasa Kopi yang anda hidangkan benar-benar sesuai dengan rasa Kopi yang pelanggan harapkan. Secara kasat mata, anda mengambil Kopinya, bisa dilakukan dengan cara manual atau mesin agar jadi bubuk Kopi yang menarik dan baunya harum. Kemudian olah ke mesin, cek semua komposisinya, kalau sudah Oke lalu hidangkan. Selesai.
Menunya juga cukup sederhana. Karena memang hanya butuh menu sederhana. Namanya kedai kopi, tentu menu utamanya adalah olahan-olahan berbagai rasa kopi, bisa jadi hanya sekedar kopi hitam, cappucino, atau kopi susu milenial. Untuk lebih meramaikannya bisa ditambah menu lainnya sebagai  pelengkap, seperti roti bakar, pisang goring atau bakar, singkong, kentang goreng tergantung dimana lokasi Kedai Kopi yang anda Buka. Kalau di Madina mungkin perlu anda tambahkan Kopi Takar, dengan nyamikannya Kipang panyabungan, atau Nasi Ketan plus pisang Goreng.
Hal yang membuat bisnis Kedai Kopi jadi menarik, karena pangsa pasarnya luas.    Kopi adalah minuman yang bisa dinikmati oleh siapa saja, laki dan perempuan mulai dari anak milenial himgga opung dan nenek-nenek. Mulai dari kalangan menengah ke bawah, sampai yang strata kaya dan kaya raya, semuanya suka dan senang  dengan mencoba menikmati minum kopi.  Artinya, pangsa pasar dari produk kopi ini tergolong sangatlah luas. Hal ini memberikan harapan untuk memperoleh keuntungan lebih bagi para pebisnis kedai Kopi. Secara loagika biasa mereka berpotensi mendapatkan untung besar, terlebih lagi kini minim kopi sudah menjadi gaya hidup masyarakat kita.
Yang menarik lagi, bisnis Kedai kopi bukanlah usaha musiman yang bisa redup sewaktu-waktu, tapi bisnis ini gak ada matinya, justru terus tumbuh setiap tahunnya. Inilah yang membuat bisnis kopi bisa menjanjikan keuntungan setiap harinya. Di kelas dunia kita sudah mengenal Starbucks Coffee, Costa Coffee dan LuckIn Coffee, mereka bersaing keras dengan jargon bisnisnya masing-masing. Mereka punya puluhan ribu Kedai kopi dimana-mana di seluruh Dunia.
Bisnis Kedai Kopi ini bisa dibuka secara sederhana, bisnis kopi juga gak harus membutuhkan tempat yang mewah dan luas. Sekarang tukang jual kopi yang hanya bermodalkan FOOD TRUCK atau GEROBAK saja sudah banyak, malah adalagi yang lebih sederhana, hanya dengan Termos dan Kopi sacet yang ditemani dengan kudapan dan rokok ketengan. Para pebisnis Kopi termosan ini mampu menjual Kopinya mulai seharga Rp2000 per cangkir, dan kalau mau ditambah sebatang rokok  Cukup Rp 5000. Sebuah penemuan usaha yang mampu melayani warga ekonomi kelas apa adanya. Sama dengan di Kampung kita sendiri, kalau harga Kopi masih sekitar Rp2000 percangkir ya masih Ok lah. Saat kita mau berangkat mangguris setelah sholat subuh pastilah kita berani memesan secangkir Kopi dengan nasi ketan berikut dua potong pisang Goreng seharga Rp 5000. Dengan catatan ya apa adanya. Kopinya juga ya apa adanya saja yang penting terasa ada pahit-pahit dan aroma kopinya. Ya begitu saja memang. Di luar semua itu, artinya berbisnis Kedai Kopi ini juga harus jeli memilih segmen pasarnya. Apakah menengah ke bawah atau malah kelas bawah saja atau kelas menengah ke atas. Sebab segmen itu akan menentukan corak atau model Kedai Kopi yang akan anda buka. Kalau itu untuk kelas menengah atas, maka kedai kopi anda perlu ada lahan parkir untuk mobil dan motor, perlu punya kamar kecil dan perlu adanya Wifi dan juga perlu desain interior yang sesuai dengan selera konsumen di Kota anda.
Sebelum memulai bisnis kedai kopi, harus ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan. Mulai dari peralatan, lokasi, dan perekrutan karyawan perlu dipikirkan matang-matang untuk memuluskan bisnis.
Modal Usaha. Pertama, anda harus sudah siapkan modal usahanya. Modal bisa diperoleh dari duit tabungan, atau duit patungan dengan teman atau keluarga atau mengajukan pinjaman ke Bank. Jika memutuskan untuk mengajukan kredit, pastikan Anda sanggup membayar cicilannya, meskipun usaha kedai Kopi anda belum menghasilkan sesuai yang anda harapka.
Lokasi Usaha. Kedua perhatikan lokasi kedai. Hal ini sangat penting, penting dan penting sekali. Dalam memilih lokasi anda harus ikut para pedagang China. Mencari lokasi di tempat yang ramai jangan seperti cara pebisnis kita, mencari lokasi yang murah.  Karena kata orang-orang lokasi menentukan laku tidaknya bisnis Kedai Kopi kita. Karena itu carilah lokasinya, ini kalau bisa, di lokasi di sekitar pusat-pusat keramaian, seperti kawasan wisata, tengah kota, persim pangan jalan atau di daerah perkantoran.
Namun demikian, anda juga harus ingat, penentuan lokasi juga perlu memperhatikan budget, gak mungkin kan kalau budget pas-pasan tapi mau buka di tempat elite? Tapi sekali lagi jangan memilih lokasi karena harganya yang murah. Idenya adalah tetap pilih lokasi yang baik yang bisa memenuhi budget anda.
Perlengkapan dan peralatan. Tahapan berikutnya setelah Anda mendapatkan lokasi, adalah membeli perlengkapan dan peralatan yang dibutuhkan. Seperti misalnya, meja dan kursi, alat atau mesin pembuat kopi, mesin kasir, dan lain-lain.
Perlengkapan dan peralatan harus disesuaikan dengan segmennya serta konsep kedai yang sesuai dengan segmen tersebut. Konsep kedai sederhana tidak memerlukan banyak meja kursi dan peralatan yang canggih, cukup gunakan alat pembuat kopi manual juga sudah bisa beroperasi. Perlengkapan dan peralatan ini Relatip sekali. Kalau anda akan buka kedai Kopi di Kota besar, mungkin anda perlu biaya peralatan dan perlengkapannya sekira 15-20 jutaan. Kalau ke kota yang lebih kecil tentu biayanya juga akan lebih kecil.

Berikut ini beberapa peralatan yang dibutuhkan untuk membuka cafe kopi sederhana, dengan beberapa peralatannya[2]; Moka pot Rp 100.000 ;  Syphon         Rp 850.000 V60 Rp 100.000 ; Vietnam drip Rp 130.000 ; French press Rp 80.000 ; Milk jug Rp 100.000; Grinder listrik Rp 400.000; Ketel   Rp 280.000; Mini burner Rp 85.000 ; Milk frother Rp 100.000  Sampai disini saja Rp 2.225.000.
Kemudian anda juga perlu beberapa perlengkapan, seperti : Meja barista Rp 2.000.000 ; Meja kursi sederhana      Rp 750.000; Rak kayu Rp 200.000 ; kulkas Rp 1.000.000; Biji kopi, susu, dan bahan makanan Rp 1.500.000 ;  jumlahnya jadi Rp 5.450.000. Ditambah biaya lain-lain, seperti :  Gaji barista Rp 2.500.000/bulan + karyawan biasa Rp 1.500.000 ;  Sewa tempat dan renovasi  Rp 5.000.000/bulan ;  Bayar retribusi  Rp 150.000; Listrik      Rp 300.000; Wifi Rp 550.000/bulan. Jumlahnya Rp 9.000.000. Kalau di jumlahkan secara keseluruhan mencapai Rp 17.675.000.
Konsep kedai.  Anda juga harus siap bersaing, karena itu anda juga harus berusaha secara sungguh-sungguh. Salah satu cara agar bisa bersaing di pasar adalah berani saling beradu konsep. Sebelum membuka kedai, anda perlu menentukan segmen kedai Kopi anda, karena segmen ini akan menentukan Konsep Kedai Kopi anda. Segmen inilah yang membawa anda pada corak atau model Kedai Kopi anda. Apakah Kedainya akan bercora seperti kafe, Kedai Kopi model Lopo atau kedai kopi yang sederhana saja. Konsep kafe tentu memerlukan modal yang lebih, karena mengandalkan desain interior dan arsitektur untuk menarik pembeli.


Mencari pemasok biji kopi. Ada banyak distributor-distributor biji kopi yang menjajakan biji berkualitas. Tugasmu adalah memilih yang terbaik, dan pastinya tidak terlalu mahal serta terjamin pasokannya. 
Merekrut karyawan. Anda mungkin bisa saja menjalankan kedai secara sendirian, tapi alangkah lebih baiknya merekrut seorang karyawan, khususnya seorang barista yang baik. Barista adalah profesi yang bertugas untuk membuat kopi yang enak.  Bisa dikatakan, barista merupakan sosok yang paling berpengaruh dalam kualitas produk kopi yang disajikan. Karena untuk mengolah rasa kopi yang enak, diperlukan sarana pendukung, dan suasana, itu semua ada pada seorang Barista. Karena itu kalau Anda bisa memilih barista yang baik dan memiliki rekam jejak bagus, percayalah kedai Kopimu berpeluang sukses.
Usaha Keras dan Bersabar  Saya pernah melihat prosesnya seorang teman membangun Kedai Kopi, tetapi memang harus diakui teman itu memang juga adalah seorang manajer disalah satu Perusahaan Sepeda Motor terkenal, sehingga dari segi modal dan pertemanan dia sudah punya. Jadi begitu Kedai Kopinya di launching sampai sekarang pengunjungnya tidak pernah sepi. Bisnisnya jelas untung, dan kini ia sudah punya 5 Kedai Kopi di dua Kota.
Ya kita kembali ke cara kita membuka Kedai Kopi. Memulai kedai kopi sederhana di bulan-bulan awal akan terasa sangat sulit. Kedai kopi telah dibuka, namun ekspektasi akan pengunjung yang datang tidak berbanding baik dengan biaya operasional yang sudah dikeluarkan. Ya pada saat seperti ini, haruslah bersabar, dan tidak hanya bersabar dari bulan-bulan awal ini, kita sendiri sebagai pemilik kedai kopi akan banyak dapat pelajaran bagaimana memperkenalkan kedai kopi ke pasar dengan segala cara yang ada.
Dalam tahapan seperti ini khususnya di bulan-bulan awal harus dimanfaatkan untuk menganalisa bagaimana membentuk pasar kedai kopi milik kita, apakah dengan pemasaran di media sosial, atau menggunakan pemasaran konvensional lainnya. Bahkan, di bulan-bulan awal ini, jika ada pengunjung yang datang, mintalah review apa yang kurang dari kedai kopi milik kita. Tentunya review dari pengunjung yang datang, menjadi tolak ukur untuk mengembangkan kedai kopi kecil ini. Apakah plang kedai kopi terlalu kecil atau tidak terlihat strategis, atau mengenai sajian kopi atau pun mengenai penataan ruang kedai kopi. Semua hal ini didapatkan di bulan-bulan awal, keseruan mengembangkan kedai kopi ini tidak bisa ditemukan jika membuka kedai kopi langsung besar, tentunya ada jarak antara pengunjung dan pemilik kedai kopi.
Tidak ada salahnya jika memiliki budget berlebih, mengalokasikannya untuk strategi pemasaran bisa menggunakan para influencers untuk memperkenalkan kedai kopi milik kita. Di era yang serba digital ini, sudah seharusnya memiliki akun instagram, facebook untuk usaha kedai kopi kita, sebab dengan media sosial kita sebagai pemilik usaha dapat selalu keep in touch dengan pelanggan. Tidak hanya itu saja, media sosial juga menjadi sarana tepat untuk mengambil keputusan untuk kedai kopi atau menginformasikan hal-hal menarik kepada pelanggan.

June 2, 2020

Tapal Batas Profil Wilayah Perbatasan Indonesia



Tapal Batas Profil Wilayah Perbatasan Indonesia


Secara geografi  Indonesia merupakan Negara terbesar ke lima di dunia yang menghubungkan dua benua (Asia-Australia) dan dua samudra  ( Hindia dan Pasifik)  merupakan jantung perdagangan di belahan dunia timur.  Di Laut wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI berbatasan dengan 10 (sepuluh) negara  sahabat yaitu  India, Thailand, Vietnam, Malaysia, Singapura, Filipina, Kepu lauan Palau, Papua Nugini, Australia dan Timor Leste dan di Darat berbatasan dengan 3 (tiga) Negara yaitu ; Malaysia, Papua Nugini dan RDTL. Selain itu terdapat 92 (sembilan puluh dua) buah pulau kecil terluar yang merupakan halaman Negara dan tiga belas diantaranya membutuhkan perhatian khusus.
Wilayah perbatasan memiliki nilai strategis baik sebagai kedaulatan, sebagai pangkal pertahanan, sebagai halaman depan kebanggaan juga sebagai titik dasar dalam penetapan garis batas wilayah territorial,  Zona Ekonomi Eksklusif dan Landas Kontinen Indonesia. Sebagai halaman depan bangsa ia sekaligus jadi pusat interaksi perekonomian, sosial budaya dengan negara tetangga dalam suatu masyarakat Asean dan Dunia.  Karena itu tidak diragukan lagi Garis Perbatasan mempunyai arti penting dalam pembangunan kedau latan negara.
Wilayah perbatasan merupakan wilayah terdepan dari kedaulatan negara kita dan mempunyai peranan penting dalam memelihara  kebersamaan, pemanfaatan sumberdaya, kepastian hukum bagi penyelenggaraan aktivitas dan kegiatan masyarakat serta untuk menjaga keamanan dan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pembangunan wilayah perbatasan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional hakekatnya mempunyai nilai strategis karena mempunyai dampak penting  bagi kedaulatan Negara dan merupakan faktor pendorong bagi peningkatan kesejahteraan sosial ekonomi.
Selain itu pengelolaan wilayah perbatasan mempunyi keterkaitan yang saling mempengaruhi antara kegiatan yang dilaksanakan di wilayah perbatasan dengan wilayah lain, juga mempunyai dampak terhadap kondisi pertahanan dan keamanan, baik di daerah maupun nasional, serta merupakan faktor pendorong bagi peningkatan kesejahteraan sosial ekonomi khususnya masyarakat di wilayah perbatasan. Wilayah perbatasan darat dan pulau-pulau terluar sampai saat ini masih merupakan wilayah yang terisolir dan tertinggal serta umumnya masyarakat masih hidup miskin. Implementasi kebijakan yang telah dilakukan masih menunjukkan  rendahnya keberpihakan, perhatian pembangunan di wilayah perbatasan. Akibatnya berbagai bentuk dan jenis ancaman baik militer maupun nir militer dengan menggunakan wilayah perbatasan sebagai pintu masuk Indonesia, begitu mudah dilakukan.
Arah kebijakan pengelolaan di wilayah perbatasan telah berubah dan diubah sejak berdirinya BNPP  dari kebijakan pembangunan yang selama ini cenderung berorientasi kedalam (inward looking) menjadi keluar (outward looking). Paradigma pengelolaan secara “outward looking” tersebut diarahkan untuk mengelola wilayah perbatasan sebagai halaman depan negara yang berfungsi sebagai pintu gerbang keluar/masuk orang, barang dan semua aktivitas, khususnya ekonomi dan perdagangan dengan negara tetangga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.


Kondisi perbatasan di Indonesia, baik perbatasan darat maupun laut berbeda satu dengan yang lainnya. Demikian pula dengan negara-negara tetangga yang berbatasan, dimana setiap negara memiliki karektaristik yang berbeda. Beberapa negara tetangga memiliki kondisi sosial dan ekonomi yang lebih baik, namum sebagian lainnya memiliki kondisi sosial ekonominya lebih terbelakang. Dengan adanya kondisi tersebut, maka masing-masing kawasan perbatasan memerlukan pendekatan yang berbeda.
Pengembangan wilayah atau kawasan perbatasan memerlukan suatu pola atau kerangka penanganan kawasan perbatasan yang menyeluruh meliputi berbagai sektor dan kegiatan pembangunan serta koordinasi dan kerjasama yang efektif,  mulai Pemerintah Pusat sampai  ke tingkat Kabupaten/Kota dan kecamatan serta Desa. Pola penanganan tersebut dapat di jabarkan melalui penyusunan rencana  berdasarkan proses yang patisipatif baik secara horizontal di pusat maupun vertikal dengan pemerintahan daerah, sedangkan jangkauan pelaksanaannya bersifat strategis sampai dengan operasional sesuai dengan fungsi masing-masing sektor.
Fungsi pertahanan negara memiliki peran yang vital, yakni salah satu pilar berdiri tegaknya negara. Fungsi pertahanan negara tidak sekedar memper lengkapi diri dengan Alutsista yang modern akan tetapi melalui suatu Strategi Pertahanan Negara yang efektif dalam mendayagunakan segenap sumber daya pertahanan bagi perwujudan daya tangkal (deference capability) yang mampu meniadakan setiap bentuk ancamanan. Kalaupun selama ini yang terlihat sektor pertahanannya yang lebih menonjol, sebenarnya hal itu dikarenakan lemahnya sektor non pertahanan itu sendiri; misalnya petugas negara non pertahanan yang di tugaskan ke wilayah perbatasan umumnya tidak ada yang berjalan secara efektip dan petugasnya tidak sampai di perbatasan tetapi mereka tetap menerima gaji secara utuh.
Ruang wilayah negara merupakan kesatuan wadah yang menentukan keberhasilan missi pertahanan negara. Karena itu perlu di kelola secara benar dan berkesinambungan. Salah satu upaya dalam pengelolaan wilayah adalah melalui Penataan Ruang Wilayah Nasional yang di selenggarakan secara terencana, terpadu oleh pemerintah dengan melibatkan segenap masyarakat dalam rangka mewujudkan kesejahteraan rakyat.  Dalam perspektif pertahanan, penataan ruang wilayah negara di selenggarakan dengan strategi penataan ruang kawasan pertahanan baik pada masa damai maupun dalam situasi perang. Kedepan aspek penataan ruang kawasan pertahanan akan semakin penting untuk ditangani dan penanganannya secara lintas sektoral. Persoalan tata ruang di masa mendatang akan semakin kompleks dan memerlukan peran serta para pihak.
Belum tuntasnya penegasan dan penetapan garis batas antar negara akan dapat berpotensi menjadi sumber permasalahan hubungan antar negara dimasa datang. Terlebih lagi permasalahan garis batas adalah masalah sensitif yang sulit dikompromikan.  Boleh dikatakan hampir semua negara Asean mempunyai permasalahan batas dengan negara tetangganya. Termasuk di dalamnya persolan batas di Laut China Selatan. Disamping garis batas, masalah pelintas batas, pencurian sumber daya alam dan kondisi geografi juga merupakan sumber masalah yang dapat mengganggu hubungan antar negara. Oleh karenanya perlu dirumuskan kebijakan pembangunan di wilayah perbatasan, mulai dari bidang pertahanan secara komfrehensif yang dipadukan dengan pembangunan dan pengelolaan wilayah  perbatasan dengan melibatkan seluruh stakeholder terkait.


Konteks Strategis Wilayah Perbatasan Dengan merebaknya isu-isu keamanan non-tradisional, telah menimbulkan implikasi dalam pola interaksi internasional. Implikasi tersebut berupa terjadinya perubahan tata hubungan internasional yang ditandai dengan munculnya berbagai persepsi, konsepsi dan pendekatan yang harus di kaitkan dengan berbagai penyelesaian permasalahan global maupun regional, baik dalam konteks pengaturan tata hubungan antar negara maupun dalam pola pengaturan keamanan internasional, yang pada gilirannya berpengaruh terhadap kebijakan nasional.
Realitas yang ada bahwa keamanan nasional yang kini dihadapi mempunyai keterkaitan dengan isu-isu yang berdimensi eksternal, yang tidak terlepas dari akumulasi aspek instabilitas ekonomi, politik, sosial budaya dan hankam, yang cenderung bersifat asimetris. Keterpurukan ekonomi, gejolak politik domestik terganggunya keamanan dan semakin tajamnya kesenjangan sosial di tengah-tengah masyarakat  telah memicu konflik komunal, banyak di pengaruhi oleh kecenderungan lingkungan strategis secara signifikan. Kondisi tersebut senantiasa berubah dengan cepat dan penuh ketidak pastian, sehingga dapat mengancam stabilitas keamanan nasional yang pada dasarnya menjadi tumpuan bagi kelangsungan pembangunan di semua aspek kehidupan nasional.
Pada tingkat global, perkembangan demokrasi menjadi indikator penting dan universal dalam mengontrol kehidupan politik negara-negara berkembang, sehingga dapat menekan tingkat pelanggaran kemanusiaan (HAM) dan mendorong upaya perdamaian global. Dengan  semakin besarnya peran PBB dan masuknya Indonesia dalam jajaran Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB serta jadi kelompok G-20, membuka peluang bagi upaya baru dan revitalisasi PBB dalam mengatasi sejumlah komflik di berbagai kawasannya khususnya di negara berkembang di kawasan Asia tenggara dan Asia Timur.
Pada tingkat regional, perkembangan kinerja ASEAN relatif dapat memberikan kontribusi dalam mendorong kerjasama ekonomi dan keamanan, termasuk semakin meluasnya jaringan ASEAN, menyusul terlibatnya sejumlah negara di luar kawasan dalam kerjasama regional ASEAN (ASEAN Plus 3 dan 6). Gagasan Gagasan “Security Community” dan peran ASEAN Regional forum dapat menjadi pintu dan sekaligus media strategis dalam mengembangkan kerjasama dan dialog dalam meningkatkan rasa saling percaya serta penyelesaian konflik di kawasan. Penanganan sejumlah kejahatan trannasional termasuk terorisme dapat di atasi secara signifikan dan tergolong mengalami kemajuan, sehingga dunia internasional semakin memberikan perhatiannya dalam mendukung mempertahankan stabili tas di kawasan.
Sedangkan pada tingkat nasional, perkembangan demokrasi mengalami kemajuan pesat dan masyarakat mulai semakin dewasa dalam menentukan sikap politiknya, sehingga melahirkan kesadaran akan pentingnya kesinambungan pembangunan ekonomi dan keamanan serta pemeliharaan lingkungan berkaitan dengan terjadinyanya berbagai krisis dan bencana alam. Tersedianya cadangan dan potensi sumberdaya nasional yang memadai, dapat diolah dan di dayagunakan sedemikian rupa dalam rangka ke pentingan terselengga ranya pembangunan nasional  dan pertaha nan negara di masa depan.


Kerjasama Antar Negara Belum oftimalnya keterkaitan pengelolaan perbatasan dengan kerjasama sub Regional maupun Regional. Kerjasama bilateral, sub regional, maupun regional memberikan suatu peluang besar bagi pengembangan kawasan perbatasan. Kerjasama regional dan sub regional yang ada saat ini seperti ASEAN, Indonesia Malaysia Singgapura – Growth Triangle (IMS-GT), Indonesia Malaysia Thailand – Growth Triangle (IMT-GT), Australia Indonesia Development Area (AIDA), maupun Brunai Indonesia Malaysia Philipina – East Asian Growth Area, sudah bisa dijadikan pijakan untuk pengembangan kerja sama pembangunan di perbatasan.
Pada umumnya perbatasan meliputi provinsi-provinsi di wilayah perbatasan di Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kerjasama perdagangan dan investasi. Namum demikian bentuk-bentuk kerjasama ini belum memiliki keterkaitan dengan pembangunan kawasan perbatasan yang tertinggal dan terisolir. Ini disebabkan karena berkembangnya kawasan perbatasan sangat lamban karena kurangnya infrastruktur yang ada di perbatasan, serta pemahaman dan realitas kawasan perbatasan yang masih jauh dari yang semestinya. Kalau wilayah perbatasannya sudah maju dipercaya hal itu tentu akan mendukung pertumbuhan ekonomi di kawasan secara keseluruhan.
Belum oftimalnya kerjasama antar negara dalam penanggulangan pelanggaran hukum di perbatasan. Kerjasama antar negara untuk menanggulangi pelanggaran hukum di kawasan perbatasan seperti illegal logging, illegal fishing, penyelundupan narkotika, pelanggaran batas negara dan berbagai jenis pelanggaran lainnya belum di laksanakan secara oftimal. Di beberapa daerah kepulauan misalnya kepulauan Riau, Sangihe dan talaud, perairan Kalimantan Timur, Papua  dan NTB dan NTT, masih banyak nelayan asing terutama dari Thailand dan philipina yg melakukan kegiatan penangkapan ikan tanpa ijin karena ketidak tahuan batas laut antara kedua negara dan kurangnya pengamanan kawasan yang bisa dilakukan. Pembicraan bilateral untuk mengatasi permasalahan yang terkait dengan negara tetangga perlu di lakukan, mengingat sumberdaya yang telah dicuri selama ini merugikan negara dalam jumlah yang cukup besar. Untunglah setelah pemerintahan Jokowi-JK semua yang terkait keamanan laut dan perikanan kini menjadi jauh lebih baik dan lebih tegas.
Semua itu dan dalam rangka memelihara, membangun dan memperkuat  keutuhan wilayah Negara, meningkatkan kesejahteraan masyarakat maka sudah selayaknya kita dapat memperlihatkan perbatasan negara secara benar. Dengan mengetahui batas yang benar maka barulah bisa untuk lebih memperhatikan keterpaduan pembangunan sarana dan prasarana yang bisa menghubungkan wilayah NKRI dengan dunia luar.
Buku ini disusun dengan tujuan memberikan gambaran secara utuh wilayah negara yang terkait  wilayah perbatasan mulai dari garis batas, tugu-tugu batas, pos-pos lintas batas serta berbagai asesori perbatasan lainnya seperti jalan raya, jalan inspeksi, jalan tikus, Papan Nama, Gapura dan sosok atau Beacon. Buku ini juga akan memperlihatkan bagaimana assets perbatasan tersebut di pelihara, dikembangkan dan  bagaimana peran Pos-pos lintas batas selama ini dioptimalkan dalam pengamanan dan memberikan rasa aman di wilayah perbatasan dan semua itu di uraikan serta di untai dengan berbagai permasalahan perbatasan dan isu-isu yang berkembang dari sana.
Tentu saja Buku ini masih jauh dari sempurna namun demikian akan terus diupayakan agar dapat  menampilkan realitas maupun kondisi batas di perbatasan. Diyakini materi dan penyajian dalam penulisan buku terkait perbatasan ini masih sangat sederhana dan masih terdapat berbagai keterbatasan. Karena itu masih diperlukan bantuan para pihak khususnya pemerintah daerah,  Kodam perbatasan,  instansi terkait  dan masyarakat di wilayah perbatasan untuk ikut serta memberikan dan meleng kapi berbagai informasi yang telah ada. Sebagai akhir kata, di sampaikan ucapan teri ma kasih kepada semua pihak yang telah mem bantu penyu sunan buku perbatasan ini sehingga bisa sampai ke tangan anda.

 Kalau Mau Beli Bukunya KLIk DISINI  atau 




January 28, 2020

Desa Wisata Umbul Pongok, Ayo Bangun Desa WisataMu



Desa Wisata Umbul Pongok, Ayo Bangun Desa WisataMu

Di tengah gencarnya pemerintah menggaungkan wisata 10 Bali Baru dengan lima destinasi sebagai superprioritasnya, ada desa-desa yang viral dan berpotensi menjadi obyek wisata unggulan.

Oleh   Bima Baskara

Sejumlah desa di Indonesia, khususnya di Jawa, semakin dikenal sebagai tujuan orang berwisata. Sejauh mana kekuatan desa-desa itu menyokong pariwisata nasional? Desa wisata, merujuk definisi dari pendataan Statistik Potensi Desa 2018 oleh Badan Pusat Statistik (BPS), adalah sebuah kawasan perdesaan yang memiliki sejumlah karakteristik khusus menjadi daerah tujuan wisata. Pada umumnya, penduduk di kawasan desa wisata memiliki tradisi dan budaya yang khas serta alam dan lingkungan yang masih terjaga. Publikasi BPS tersebut menunjukkan, ada 1.734 desa yang memiliki potensi wisata di seluruh Indonesia. Lebih kurang separuh desa yang terdata memiliki potensi wisata ada di wilayah Pulau Jawa dan Bali.
Selain memiliki keunggulan potensi wisata, hampir semua desa itu juga berpeluang tumbuh besar dengan dukungan anggaran pemerintah pusat dan organisasi pengelolaan di tingkat lokal.Hingga 2018, sebanyak 61 persen desa di Indonesia telah memiliki BUMDes. Total ada 45.459 BUMDes tersebar di seluruh Indonesia. Hampir sepertiga dari total BUMDes itu berkembang di Pulau Jawa, khususnya Provinsi Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.


Namun, BUMDes juga tumbuh hingga di provinsi-provinsi tepi wilayah Indonesia, seperti Provinsi Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, dan Provinsi Papua, sampai dengan provinsi termuda, yakni Kalimantan Utara. Kehadiran BUMDes telah tersebar merata di 33 provinsi kecuali DKI Jakarta.

Pemerintah, melalui program alokasi dana desa, juga konsisten menggelontorkan anggaran untuk pengembangan desa sejak 2015. Besaran anggaran yang dikucurkan pemerintah pusat juga konsisten meningkat. Pada 2015, pemerintah pusat mengucurkan dana desa senilai Rp 280 juta per desa, meningkat dua kali lipat lebih di tahun berikutnya.

Dalam tiga tahun belakangan, anggaran dana desa konsisten meningkat rata-rata 13 persen per tahun. Alokasi untuk dana desa tahun 2016 berada di kisaran Rp 640 juta per desa, kemudian menjadi Rp 933 juta untuk setiap desa pada tahun lalu.

Jumlah desa penerima dana tersebut konsisten pada kisaran 74.000 desa setiap tahun dalam empat tahun terakhir. Dengan jumlah total 83.931 daerah desa atau setingkat desa yang ada di seluruh Indonesia, artinya sembilan dari 10 desa sudah menerima dana pengembangan desa.

Peluang wisata

Melihat tumbuhnya pengelolaan di tingkat lokal, dukungan dari anggaran pemerintah pusat dan potensi yang dimiliki, desa-desa yang berpotensi menjadi desa wisata idealnya mampu menjadi sumber baru penyokong perekonomian nasional.Sayang, belum banyak desa yang teridentifikasi memiliki potensi wisata memulai pertumbuhan ke arah sana. Data yang dipublikasikan Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan RI melalui buku Kisah Sukses Dana Desa: Lilin-lilin Cahaya di Ufuk Fajar Nusantara menggambarkan hal tersebut.

Dalam publikasi tahun 2017 tersebut, hanya ada 37 desa yang teridentifikasi memanfaatkan dana desa untuk pengembangan pariwisata. Sementara publikasi pemberitaan Kompas juga menunjukkan ada dua desa lain yang memperkuat pariwisatanya dengan dukungan dana pemerintah pusat tersebut.
Simak saja dua kisah sukses desa yang berkembang menjadi obyek wisata baru sebagai contohnya. Catatan Badan Usaha Milik Desa Tirta Mandiri Desa Ponggok, tahun 2016 saja angka kunjungan wisatawan ke Umbul Ponggok sudah mencapai hampir lebih dari 495.000 orang.



Dari sisi pengunjung, angka kunjungan wisatawan ke Desa Ponggok saja sudah mencapai lebih dari 11 persen dari total kunjungan wisatawan ke wilayah tetangganya, yakni Provinsi DI Yogyakarta, pada tahun yang sama. Dari sisi perputaran uang, sampai pertengahan 2017 tercatat pendapatan dari wisata Umbul Ponggok mencapai Rp 8,3 miliar. Bahkan, pendapatan dari obyek wisata ini pernah mencapai lebih dari Rp 10 miliar pada tahun sebelumnya.

Contoh sukses lain adalah Desa Wisata Pujon Kidul, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Salah satu desa wisata di timur Pulau Jawa ini telah resmi menjadi desa wisata sejak 2014, melibatkan beberapa masyarakat dalam bentuk usaha pengembangan desa wisata. Dalam beberapa tahun, terbukti kunjungan wisatawan ke desa wisata ini naik signifikan.
Angka kunjungan wisatawan tahun 2016 tercatat baru 26.133 orang. Tahun 2018 angka kunjungan wisatawan ke Pujon Kidul naik 19 kali lipat menjadi 497.654 orang. Itu artinya, sekitar 7 persen dari total 7,2 juta wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Malang pada 2018 mengunjungi satu desa, yakni Pujon Kidul.

Memperkuat keunggulan

Tentu saja, beragam faktor dapat dikemukakan di balik perkembangan desa wisata. Sejumlah desa wisata masih berproses memetakan atau membangun sarana dan prasarana yang mendukung kekuatan desanya. Dalam konteks wisata, kekhasan suatu obyek agaknya menjadi sebuah keniscayaan. Philip Kottler (2006), ekonom yang juga maestro pemasaran, menerjemahkan kekhasan obyek wisata sebagai bagian dari keunggulan kompetitif. Atraksi dan aktivitas yang ada di sebuah obyek wisata merupakan bagian dari keunggulan kompetitif ini. Desa yang telah memulai pembangunan wisatanya sejauh ini berhadapan pada tantangan di kedua sisi tersebut.

Banyak desa wisata yang masih dikembangkan dengan kerangka berpikir lokal. Maka, tidak mengherankan jika produk daya tarik wisata yang dijual hanya sebatas menjadi daya tarik yang terbilang sangat lokal, hanya dikenal dan dikunjungi warga sekitar obyek bersangkutan. Obyek wisata yang tumbuh semacam ini belum memiliki kekhasan yang cukup kuat menarik wisatawan, baik dari sejumlah daerah di Indonesia maupun menjangkau skala global.

Gambaran yang dipublikasikan Dirjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan sebelumnya menjadi cerminan persoalan kekhasan obyek wisata. Sebagian besar obyek wisata yang memanfaatkan dana desa dikembangkan ke arah wisata air. Namun, mendeklarasikan diri sebagai desa yang mempunyai daya tarik wisata air tidaklah cukup karena banyak desa yang menawarkan wisata sejenis. Lagi-lagi, Desa Ponggok menjadi contoh yang cukup baik untuk menggambarkan kemampuan mengemas kekhasan dari sebuah hal umum. Wisata air dari mata air, boleh jadi banyak ditemukan di daerah lain di Pulau Jawa atau bahkan seluruh Indonesia.

Namun, apa yang dilakukan Umbul Ponggok berbeda. Dengan modal mata air alam, Ponggok mengemas wisatanya dalam kemasan snorkeling dan foto bawah air di kolam air tawar.
Beragam potensi wisata di Pujon Kidul tak hanya dibiarkan menarik apa adanya. Warga juga mengemas wisata ini dalam bentuk aktivitas petik sayur, arena outbound, dan kamping. Pujon Kidul juga menyediakan sarana belajar membuat biogas, mengolah susu, beternak, dan berkuda. Suasana makan pun detail, dikemas menjadi kafe sawah dan kolam ikan.

Jika saja ada 10 desa yang bisa mengembangkan wisata seperti Ponggok dan Pujon Kidul, seberapa besar efisiensi sekaligus potensi yang bisa diraih? Kalkulasi sederhana, untuk membangun lima destinasi wisata prioritas, pemerintah mengucurkan setidaknya Rp 10,1 triliun pada 2020. Seandainya 10 desa wisata mendapatkan anggaran masing-masing Rp 5 miliar untuk lima tahun, maka anggaran yang diperlukan cukup Rp 50 miliar.

Kalkulasi lainnya, anggaran Rp 10 triliun untuk pengembangan destinasi wisata prioritas setara dengan alokasi dana untuk 10.000 desa dengan asumsi setiap desa mendapatkan dana Rp 1 miliar. Jumlah desa yang tersentuh anggaran itu hampir enam kali lipat dari jumlah desa yang terpetakan memiliki potensi wisata. Tentu saja, perhitungan kasar ini perlu digarisbawahi. Bagaimanapun, pengembangan destinasi wisata prioritas berbeda karena potensi obyek tersebut adalah wisata minat khusus, bukan wisata yang bersifat massal seperti potensi di desa-desa wisata.



Terlepas dari itu, memaksimalkan pengembangan desa wisata sangat layak dipertimbangkan karena besarnya keterlibatan penduduk lokal dalam pengembangannya. Keterlibatan warga dalam pengembangan wisata sekaligus mendukung juga kelestarian lingkungan. Sisi ini rasanya akan berbeda dengan pengembangan obyek wisata minat khusus yang memerlukan pemodal besar dan bukan tak mungkin menepikan peran masyarakat lokal. Jika benar demikian yang terjadi, mengapa tidak jika pemerintah pun mulai serius mengembangkan 10 ponggok baru? (Litbang Kompas)
Sumber : Kompas.id,  Mengapa Tidak 10 Ponggok Baru?, 26 Januari 2020 11:15 WIB